LOMOGRAPHY

Kamera kamera satu ini saya sangat suka , jenis kamera lomography
Bandingkan dengan kamera digital ,lomography  menyampaikan nya dengan bahasanya sendiri dengan karakter  tersendiri
Lomografi adalah sebuah bagian dari fotografi analog yang menggunakan kamera khusus yang disebut dengan kamera LOMO(Leningradskoye Optiko-Mechanichesckoye Obyedinenie) atau Penggabungan Mekanis Optik Leningrad. Nama tersebut merupakan sebuah pabrik lensa yang berada di St. Petersburg, Rusia. Pabrik tersebut memproduksi lensa untuk alat-alat kesehatan seperti lensa mikroskop, alat-alat persenjataan, dan lensa kamera. Di Austria, pabrik tersebut menjadi inspirasi bagi sebuah merek dagang komersil untuk produk-produk yang berkaitan dengan fotografi. Merek dagang tersebut bernama Lomographische AG. Kamera lomografi masih menggunakan film gulung sehingga disebut sebagai fotografi analog sedangkan fotografi modern sudah menggunakan teknologi digital dalam pengambilan gambar maupun pengolahannya. Orang-orang yang menyukai lomografi dan yang suka mengambil foto menggunakan kamera LOMO disebut sebagai "lomografer".

Beberapa kamera lomography 



lomography action sampler
kamera action sampler akan menghasilkan foto yang terbagi menjadi empat bagian (dua diatas dan dua dibawah) dalam satu kertas foto

hasil dari kamera action sampler ..




lomography diana F+


Hasil dari kamera ini hampir mirip dengan kamera digital biasa , yang membedakan adalah kamera ini memakai roll film jenis 160 , cukup susah untuk mendapatkan film 160 ,salah satu di jogja ada di sentral jalan solo (sepertinya hanya ada disitu)

Untuk warna blitz nya bisa di ubah ubah sesuai selera ,dengan menabahkan seperti mika warna 

Hasil dari kamera diana F+...




lomography colorsplash
Salah satu kamera lomography yang bermain dengan warna ,warna yang tampil di foto belum tentu sesuai dengan warna asli . kamera ini sering sekali digunakan untuk acara di malam hari


hasil dari kamera colorsplash...




lomography fisheye


Kamera pocket dengan lensa fisheye. Cakupan pandangan 170 derajat. Hasil foto berbentuk bulat seperti mata ikan. Kamera LOMO FISHEYE ada 2 jenis, yang tipe pertama atau sering disebut fisheye1, dana tipe kedua atau sering disebut fisheye2. Beda dari 2 tipe ini adalah, yang tipe kedua viewfindernya sudah cembung, jadi kita dapat tahu bagaimana hasil gambarnya. Dan juga sudah dibekali dengan mode Bulb dan Multiple Exposure.



hasil dari kamera fisheye..





lomography frogeye underwater

Kamera ini tetap dapat digunakan meski di dalam kolam renang/air tanpa casing khusus. Itu sebabnya kamera jenis ini disebut frogeye atau mata katak. Kamera ini sekarang tidak diproduksi lagi (dead stock).



hasil kamera frogeye underwater...




lomography supersampler

kamera ini mirip dengan actionsampler karena kedua kamera tersebut sama-sama


hasil dari kamera supersampler ..





lomography oktomat

kamera ini dalam 1 kali jepret akan tampil menjadi 8 foto kecil dalam 1 foto


hasil dari kamera oktomat...





lomography pop 9
kamera ini dalam 1 kali jepret akan tampil menjadi 9 foto kecil dalam 1 foto.


hasil dari kamera pop 9...












blog for AMIKOM http://amikom.ac.id

JANJI JONI

film ini bercerita tentang anak muda berusia 22 tahun bernama Joni (Nicholas Saputra). Dia bekerja sebagai pengantar rol film (day and date) dari bioskop satu ke bioskop lainnya. Suatu waktu ia melihat penonton wanita yang sangat mempesonanya yang belakangan diketahui bernama Angelique (Maria Renata). Ia ingin berkenalan dan mengetahui nama wanita tersebut tanpa mempedulikan cowok yang berada di samping wanita itu (Otto, Surya Saputra).
Namun, wanita tersebut hanya mau memberi tahu namanya bila Joni dapat memenuhi janjinya untuk mengantar rol film yang akan ia tonton tepat waktu. Dikira mudah, dengan pertimbangan selama setahun belakang ia tidak pernah terlambat, Joni mengamini persyaratannya. Nah, cerita mulai seru ketika diperlihatkan bagaimana perjuangan Joni untuk memenuhi janjinya tersebut. Lingkungan di sekitarnya seolah-olah berkonspirasi untuk membuatnya terlambat menepati janji.
Banyak sekali rintangan dan hambatan yang harus dia hadapi. Diawali dengan Motor Honda CB keluaran tahun 70-an miliknya yang dibawa kabur maling, ketika ia membantu seorang kakek buta yang hendak menyeberang jalan. Demi menepati waktu mengantar rol film, ia tidak mempedulikan motornya yang dicuri tersebut. Segera saja dia naik taksi untuk melanjutkan “perjuangannya”. Sedihnya, supir taksi, Jaka. S (Barry Prima), yang ia naiki malah mengajak ngobrol tentang isterinya yang sedang hamil (Adethasa). Hal ini tentunya membuat perjalanan mereka semakin lambat. Joni mulai muak dengan supir itu, dan ketika ia hendak marah, tiba-tiba di pinggir jalan, ada seorang wanita yang ingin melahirkan. Kontan saja supir itu langsung berhenti karena rupanya wanita tersebut adalah isterinya.
Ketika joni hendak keluar dari taksi, wanita tersebut malah menarik-narik bajunya sehingga dengan terpaksa Joni menemani pasangan suami – isteri itu ke rumah sakit. Langkah Joni pun kian terhambat. Joni bahkan sempat pingsan di rumah sakit karena letih. Ketika tersadar, ia kaget dan harus melanjutkan perjalanannya. Joni berlari dengan kencang menuju bioskop, lorong-lorong sempit di daerah Jakarta ia lewati sendiri dengan harapan janjinya dapat terpenuhi.
Namun, lagi-lagi di tengah jalan ia mendapat hambatan. Ketika hendak bertanya sesuatu kepada seseorang, ia malah membuat kekeliruan karena bertanya pada orang yang salah. Orang yang hendak ditanya adalah bintang film yang sedang syuting di lokasi yang ia lalui. Sang sutradara (Ria Irawan) pun tertarik dengan “acting” Joni yang tanpa sengaja itu, ia malah disuruh menjadi figuran di beberapa scene. Joni bingung. Namun, karena aktris dalam film tersebut memohon kepadanya, Joni pun bersedia dengan berat hati.
Setelah menjadi “figuran” dadakan, Joni pun harus berinjak pada persoalan lain. Ketika melewati sebuah gang, ia melihat seorang gadis yang bernama Voni (Rachel Maryam) sedang berdebat dengan seorang perampok (Fedy Nuril). Voni berusaha mempertahankan tasnya dari perampok yang belakangan diketahui bernama Jeffrey itu. Melihat sebuah ketidakadilan, Joni menolong gadis tersebut. Tapi apa yang terjadi, lagi-lagi Joni tertipu. Tas yang Joni titipkan ke gadis tersebut justru dibawa lari ketika ia sedang melakukan tawaran dengan Jeffrey. Joni bingung melihat Jeffrey kabur yang awalnya mau merampok Voni. Kontan saja ia tersadar ketika tidak adalagi Voni di sampingnya. Dan baru sadar bahwa ia tengah ditipu oleh keduanya.
Joni semakin bingung dan lelah, karena tas yang dibawa berisi rol film yang harus ia antar. Di tengah perjalanan mengejar Voni, ia bertanya kepada anak kecil yang bernama Toni (Dwiky Riza). Rupanya anak kecil tersebut adalah adiknya Voni. Lalu ia mempertemukan Joni kepada Voni dan Jeffrey di sebuah tempat di mana Voni dan Jeffrey sedang audisi band. Menurut pengakuan Jeffrey dan Voni, mereka mencuri tas tersebut untuk biaya audisi band tersebut.
 
Dalam audisi band itupun, Voni dan Jeffrey masih mempunyai masalah. Drummernya tak kunjung datang sementara waktu yang disediakan mau habis. Lalu, Jeffrey minta tolong Joni untuk menggantikan sementara posisi drummernya. Akhirnya Joni menuruti permintaan Jeffry dengan syarat ia harus mengembalikan tasnya setelah audisi. Audisi berhasil, band Jeffrey pun lolos. Namun, masalah kembali lagi muncul ketika Voni bilang ke Joni bahwa tas yang ia curi darinya sudah dijual kepada raja pencuri Adam Subandi (Sudjiwo Tedjo). Raja Pencuri tersebut merupakan collector yang akan mengadakan pameran barang-barang seni hasil curian. Merasa telah ditolong, akhirnya Voni mengantarkan Joni ke rumah Raja Pencuri. Dan akhirnya Joni berhasil mendapatkan tasnya setelah sebelumnya berdebat panjang lebar.
“Kisah-kisah” perjuangan yang dialami Joni yang banyak memakan waktu menyebabkan ia terlambat mencapai bioskop. Para penonton di bioskop tersebut pulang karena rol film untuk scene selanjutnya tidak bisa diputar. Janji joni dengan Angelique pun gagal ditepati. Ketika sesampainya di bioskop, Joni terduduk layu. Ia tidak bisa menepati janjinya tersebut. Namun, Angelique tidak marah, ia tetap memberitahu siapa namnaya dan membujuk Joni suapaya minta tolong proyeksionis Ucok (Gitto Rollies) memutarkan scene terakhir buatnya. Ucok pun mengamini permintaan mereka berdua.